
Bekasi – BEKASIKEPO.COM – Puluhan atlet disabilitas yang sebelumnya dibina oleh National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi diduga diusir dari mess tempat mereka tinggal dan hanya menerima gaji selama satu bulan. Padahal, para atlet ini mengaku telah menjalani pembinaan selama tiga bulan penuh.
Mess tersebut berlokasi di Villa Putra Cakung, Desa Sukaasih, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi. Para atlet mengatakan bahwa mereka diminta keluar tanpa ada pemberitahuan resmi dari pihak pengurus NPCI.
Keluhan dari Atlet: Tiba-Tiba Dicoret dan Disuruh Pergi
Salah satu atlet, Indah, mengaku kaget karena namanya dicoret dari daftar atlet tanpa alasan yang jelas. Ia dan rekan-rekannya kemudian diminta meninggalkan mess dan tidak lagi menerima fasilitas maupun pembinaan.
“Kami tiba-tiba disuruh pergi dari mess. Gaji yang kami terima juga cuma satu bulan, padahal seharusnya tiga bulan. Tidak ada penjelasan sama sekali,” ujar Indah, Kamis (12/6/2025).
Diduga Ada Masalah di Internal NPCI
Dari informasi yang beredar, kasus ini diduga berkaitan dengan adanya laporan dari sejumlah atlet soal penggunaan dana hibah yang tidak transparan. Laporan tersebut disebut telah dikirim ke Polres Metro Bekasi dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ada dugaan bahwa tindakan pencoretan nama atlet merupakan balasan dari oknum pengurus yang tidak senang karena para atlet mulai mempertanyakan kejelasan dana.

Belum Ada Penjelasan dari NPCI Bekasi
Hingga berita ini diterbitkan, pihak NPCI Kabupaten Bekasi belum memberikan keterangan resmi. Upaya media untuk menghubungi pengurus juga belum mendapatkan jawaban.
Peristiwa ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang pengelolaan atlet disabilitas di Kabupaten Bekasi, khususnya soal hak-hak mereka sebagai atlet binaan.
Masyarakat Minta Pemerintah Turun Tangan
Kasus ini mendapat perhatian dari masyarakat dan aktivis hak disabilitas. Mereka meminta pemerintah daerah, KONI, dan aparat penegak hukum segera menyelidiki dugaan pelanggaran yang terjadi, dan memberikan perlindungan kepada para atlet.
“Mereka ini atlet yang sudah berjuang mengharumkan nama daerah. Harusnya dibina, bukan justru disingkirkan,” kata Rahmad Hidayat, aktivis disabilitas.
Tim redaksi telah menghubungi pihak NPCI Kabupaten Bekasi untuk mendapatkan klarifikasi resmi, namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan. Kami akan terus mengikuti perkembangan dan membuka ruang hak jawab bagi semua pihak yang disebut.