
Irfan Fauzi “APBD” murka terhadap kejadian jobfair kabupaten bekasi 2025. Menandakan Bupati Ade Kuswara Kunang tidak bisa memaksimalkan terselenggaranya acara.
“Ini bukan sekadar kegagalan teknis—ini adalah bentuk nyata ketidakpekaan dan ketidakmampuan pemerintah daerah dan Komisi IV DPRD dalam menjawab masalah krusial: pengangguran. Ribuan anak muda datang dengan harapan, tapi justru dipertontonkan pada kekacauan dan konflik yang menyayat hati,” tegas Irfan pauzi APBD penuh emosi.
Irfan menilai bahwa kericuhan yang terjadi bukanlah insiden kecil yang bisa dimaafkan dengan alasan klasik. Ia menyebut acara ini sebagai malapetaka sosial yang disebabkan oleh perencanaan buruk, manajemen amburadul, dan sikap lalai dari pihak penyelenggara.
“Bagaimana mungkin acara yang melibatkan ribuan pencari kerja bisa dijalankan tanpa sistem pengawasan yang memadai? Tanpa alur informasi yang jelas? Ini bukan hanya menyia-nyiakan anggaran, tapi juga menghancurkan kepercayaan publik,” ujarnya.
Tak hanya itu, Irfan menyebut bahwa acara tersebut gagal memahami kultur sosial dan dinamika pemuda Bekasi. Menurutnya, penyelenggara sama sekali tidak menggandeng organisasi strategis, tokoh muda, atau elemen keagamaan yang bisa menjadi penyangga moral dan pengarah situasi di lapangan.
“Ini bukan sekadar acara formalitas yang digelar asal jadi! Ini menyangkut harga diri dan masa depan anak-anak muda Bekasi yang hari ini jadi korban dari ambisi politik dan birokrasi kosong