
“Saat ini belum ada lokasi relokasi resmi. Masih berupa rencana dari Pemkab. Tapi kami berharap segera ada solusi, karena pedagang juga butuh tempat yang aman untuk mencari nafkah,”
Cikarang, [4/6/25] – BEKASIKEPO.COM – Karang Taruna Desa Cikarang Kota menyatakan dukungan penuh terhadap langkah pemerintah desa dalam menertibkan aktivitas pasar tumpah yang kian hari makin padat di kawasan Jalan Kapten Sumantri dan Jalan RE Martadinata, tepatnya di sekitar Sentra Grosir Cikarang (SGC).
Pasar tumpah di dua ruas jalan tersebut selama ini menjadi pusat aktivitas ekonomi informal, terutama pada pagi hingga siang hari. Namun, keberadaannya yang menggunakan sebagian badan jalan utama dinilai telah mengganggu kelancaran lalu lintas dan menimbulkan risiko keselamatan bagi pengguna jalan.
“Kami dari Karang Taruna bersama para pemuda desa mendukung penuh langkah pemerintah desa. Penertiban ini perlu dilakukan karena kondisi jalan sudah terlalu padat dan membahayakan pengendara,” ujar Ketua Karang Taruna Cikarang Kota, Haji Aris Wijaya, saat ditemui BekasiKepo.com, Jumat (tanggal).
Pendekatan Persuasif, Relokasi Masih Wacana
Menurut Aris, penertiban saat ini dilakukan secara bertahap dan persuasif. Pemerintah desa bersama pihak kepolisian dan dinas terkait turun langsung ke lapangan untuk mengimbau para pedagang agar tidak lagi berjualan di titik-titik yang mengganggu arus lalu lintas, khususnya di depan akses SGC dan sepanjang simpang Jalan Kapten Sumantri.
Meski demikian, Aris mengakui bahwa relokasi pedagang ke lokasi yang lebih layak belum bisa dilakukan karena masih menunggu keputusan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi.
“Saat ini belum ada lokasi relokasi resmi. Masih berupa rencana dari Pemkab. Tapi kami berharap segera ada solusi, karena pedagang juga butuh tempat yang aman untuk mencari nafkah,” tambahnya.
Antara Ketertiban dan Keadilan Sosial
Penertiban ini dihadapi dengan pendekatan humanis. Aris menyebut, sebagian besar pedagang sebenarnya tidak menolak aturan, hanya saja mereka belum punya alternatif tempat berjualan.
“Kami tidak ingin ada benturan. Para pedagang ini juga warga kita. Tugas kami dari Karang Taruna adalah menjembatani, memberi pemahaman, dan mendorong pemerintah agar segera mencarikan tempat yang layak,” ujarnya.
Karang Taruna juga aktif mendampingi pemerintah desa dalam proses sosialisasi, agar upaya penertiban tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Harapan Warga: Jalanan Lancar, Pedagang Tetap Berdagang
Warga sekitar mengaku mendukung penertiban, namun juga berharap tidak ada tindakan yang merugikan pedagang kecil.
“Yang penting jalanan jangan macet, tapi pedagang juga jangan sampai kehilangan penghasilan,” ujar Tedi (34), warga Kampung Pintu Air, Cikarang Kota.
Dengan dukungan pemuda desa dan sinergi antarinstansi, penataan pasar tumpah di sekitar SGC ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kawasan yang lebih tertib, aman, dan adil—baik bagi pengguna jalan maupun pelaku usaha mikro. ( farhan )